Pasar ini sangat unik karena menyajikan nuansa jawa dimana warung-warung , tempat duduk dan ornamen-ornamen lainya terbuat dari bambu yang membuat nya berbeda dengan pasar tradisional lain.
Pasar Kumandang Wonosobo, pasar yang berada di tengah hutan dengan pemandangan yang asri dan udara yang segar, termasuk salah satu pasar digital di Indonesia. Disebut sebagai pasar digital karena media promosinya menggunakan media digital yang dapat menjangkau masyarakat luas. Merupakan hasil dari kemandirian masyarakat , para pembaharu desa yang bekerjasama dengan GenPI Jateng Kabupaten Wonosobo, diprediksi memiliki masa depan cerah.
Pasar ini sangat unik karena menyajikan nuansa jawa dimana warung-warung , tempat duduk dan ornamen-ornamen lainya terbuat dari bambu yang membuat nya berbeda dengan pasar tradisional lain. Menjual berbagai macam makanan & minuman tradisional, souvernir khas jawa dan mainan tradisional yang sudah hampir jarang ditemui dikehidupan modern sepeti sekarang. Dan penjual disana memakai pakaian adat yaitu kebaya dan lurik.
Terletak di Dusun Bongkotan, Desa Bojasari, Kecamatan Kertek, Wonosobo sekitar 15 kilometer dari pusat kota. Setelah sampai lokasi, untuk menuju ke pasarnya harus berjalan melewati jalan setapak dengan hiasan bambu di pinggir-pinggirnya. Dari situ sudah terdengar nyanyian jawa diiringi dengan alat musik kenthongan yang menambah nuansa tradisional nya semakin terasa. Keunikan yang lainya yaitu mata uang keping. Di pasar ini, alat tukarnya menggunakan mata uang keping berbentuk bulat yang terbuat dari batok kelapa. Sebelum masuk lokasi harus menukarkan uang rupiah dengan uang keping ini. Satu uang keping sama dengan dua ribu rupiah. Pasar Kumandang hanya buka di hari Minggu mulai pukul 6 pagi.
Beberapa peraturan yang terdapat di Pasar Kumandang yaitu tidak boleh ada kemasan plastik. Untuk yang ingin membawa souvernir atau makanan tradisional bisa menggunakan keranjang yang terbuat dari bambu. Peraturan yang kedua yaitu diwajibkan menggunakan bahasa jawa selama berada disini. Selain itu, dilarang merokok kecuali ditempat yang sudah disediakan untuk merokok agar tidak mengganggu pengunjunga lainya. Di Pasar Kumandang juga mengharuskan penjualnya memasak menggunakan tungku dengan berbahan bakar arang atau kayu bakar, unik ya!
Makanan tradisional yang dijual disini seperti lupis, thiwul, ciwel, bandos, gethuk, nasi liwet, serabi dan masih banyak jenis makanan lainya. Ada juga makanan yang bukan makanan tradisional seperti ayam bakar, siomay, bubur ayam, aneka sate, batagor dan masih banyak lagi. Selain makanan, ada juga minuman tradisional seperti susu jahe, teh klothok, kopi klotok, jamu, wedang ronde, es dawet dan minuman tradisional lainya. Karna tidak boleh menggunakan plastik, makanan disini dibungkus dengan daun pisang atau piring rotan dan mangkok yang terbuat dari batok kelapa. Selain makanan & minuman tradisional, banyak juga yang menjual souvernir khas jawa dan mainan tradisional anak.
Selain menjual berbagai macam kuliner dan souvernir tradisional, disini menyediakan beberapa spot untuk berfoto dengan hiasan-hiasan dari bambu. Ada pula wahana bermain anak yang terletak disamping pasar. Untuk masuk ke wahana anak yang bernama “Bocah PlayOn” cukup membayar 1 keping saja atau seharga dua ribu rupiah. Didalam wahana ini terdapat ayunan dan jungkat jungkit yang terbuat dari bambu. Terdapat juga permainan kelereng, permainan eggrang, permainan engklek dan berbagai permainan tradisional lainya. Disini ada wahana edukasi juga seperti memberi makan kambing dan belajar menyalakan tungku.
Harganya yang murah dan dilengkapi dengan wahana permainan anak membuat banyaknya pengunjung yang tertarik untuk datang kesini. Tidak heran jika hari pertama pasar ini dibuka sudah meraih omset yang besar dengan 4000-5000 pengunjung. Dengan adanya pasar ini dapat mengenalkan ke masyarakat lokal maupun luar berbagai makanan & minuman tradisional, souvernir khas jawa dan berbagai permainan anak selain itu, kelestarianpun dapat terjaga.
Sumber foto : ig @wonosoboapik